Komnas Perempuan mendorong pemerintah untuk menyediakan ruang atau lembaga informasi yang bisa diakses oleh semua wanita dari segala kalangan sosial. Hal ini untuk memudahkan para wanita mendapatkan informasi yang tepat terkait dengan kekerasan.
"Komnas Perempuan ini kan tanggung jawabnya memantau sehingga kita mendorong pemerintah untuk membangun sistem informasi yang bisa diakses oleh perempuan dari segala level tentang hak-haknya," ungkap Sri Nurherwati, selaku Ketua Sub Komisi Pemulihan Komnas Perempuan kepada wolipop di kantornya, Jalan Latuharhary 4B, Jakarta Pusat, Selasa (29/1/2013).
Lembaga informasi yang dimaksud bisa memberikan semua info yang dibutuhkan berdasarkan pengalaman para wanita. Selain itu dapat mengajarkan mereka mengenai haknya, tata cara pernikahan, membangun hubungan cinta yang seimbang, pengetahuan mengenai kekerasan terhadap perempuan, dan layanan yang dibutuhkan oleh banyak perempuan.
Selama ini perempuan hanya belajar dari pengalaman, teman, atau lingkungan. Wanita lulusan Hukum dari Universitas Padjajaran itu menuturkan, masyarakat juga seharusnya memberikan pengetahuan khusus untuk calon keluarga baru demi mengurangi tingkat kekerasan yang menimpa perempuan, contohnya sekolah pra nikah.
"Sekolah pra nikah juga penting, misalnya diawal perkawinan sudah tahu kalau nanti suami dan istri tidak akan memberikan keturunan, apa yang akan dilakukan kedua belah pihak? Melangsungkan perkawinan misalnya, bagaimana agar itu tidak jadi alasan kekerasan terhadap perempuan," ujar Nurherwati.
Ia menambahkan, setelah menetapkan kesepakatan bersama kemudian mencari solusi untuk mengatasinya bersama. Bila tidak punya keturunan, bisa pilih melaksanakan program bayi tabung atau mengadopsi seorang anak. Pasangan sebelum menikah juga akan diberitahu langkah-langkah yang harus dilakukan jika setelah menikah hal yang sudah disepakati kembali dipermasalahkan.
Dengan adanya sekolah pra nikah, pasangan yang ingin membangun rumah tangga akan mendapat pengetahuan luas mengenai sebuah keluarga yang harmonis dan tidak diwarnai dengan kekerasan. Namun pengetahuan mengenai kekerasan sebaiknya sudah diterapkan sejak masih kecil karena kini kasus kekerasan tidak cuma terjadi pada orang dewasa, tapi juga anak-anak bahkan bayi sekalipun.
Makanya, orangtua diimbau mempunyai pengetahuan yang cukup agar bisa mengajari anaknya sejak dini. "Orangtuanya punya pengetahuan yang cukup waktu dia (anaknya) kecil itu kan akan menolong atau mengurangi kekerasan terhadap perempuan," tutup Nurherwati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar